Guys? kalian pernah dengar tentang inflasi atau deflasi, biasanya istilah ini terdengar saat anda sedang menyimak masalah yang berkaitan tentang kenaikan harga barang baik keseluruhan ataupun barang tertentu.
Apa itu Inflasi ?
Apa itu Inflasi ?
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai m,ata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.
Inflasi
tentunya harus diatasi dan untuk mengatasinya dapat dilakukan
pemerintah dengan cara melakukan beberapa kebijakan yang menyangkut
bidang moneter, fiskal dan non moneter. Adapun penjelasan kebijakan
tersebut akan diuraikan di bawah ini.
Bagaimana Cara mengatasi inflasi :
a.Kebijakan Moneter
Adalah
kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan
cara mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah
uang yang beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini
diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi
normal. Untuk menjalankan kebijakan ini Bank Indonesia menjalankan
beberapa politik/kebijakan yaitu politik diskonto, politik pasar terbuka
dan menaikan cash ratio.
1).Politik Diskonto
1).Politik Diskonto
Ditujukan untuk menaikan tingkat bunga karena dengan bunga
kredit tinggi maka aktivitas ekonomi yang menggunakan dana pinjaman akan
tertahan karena modal pinjaman menjadi mahal.
2). Politik Pasar Terbuka
2). Politik Pasar Terbuka
Dilakukan dengan cara menawarkan surat berharga
ke pasar modal. Dengan cara ini diharapkan masyarakat membeli surat
berharga tersebut seperti SBI yang memiliki tingkat bunga tinggi, dan
ini merupakan upaya agar uang yang beredar di masyarakat mengalami
penurunan jumlahnya.
3).
Peningkatan Cash Ratio
Yaitu cadangan yang diwajibkan oleh Bank
Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya tergantung kepada keputusan
dari bank sentral/pemerintah. Dengan jalan menaikan perbandingan antara
uang yang beredar dengan uang yang mengendap di dalam kas mengakibatkan
kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah uang
yang beredar akan berkurang.
RUMUS :
M = 1/CK x L
Ket:
M = jumlah uang diedarkan oleh Bank Umum
CK = %cadangan minimum kas
L = alat likuiditas atau cadangan kas
b.Kebijakan Fiskal
Adalah kebijakan yang berhubugan dengan finansial pemerintah. Bentuk kebijakan ini antara lain:
1). Pengurangan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan.
1). Pengurangan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan.
2).
Menaikkan pajak, akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat
berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun,
dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif
tentunya berkurang.
c.Kebijakan Non-Moneter
Dapat dilakukan dengan cara menaikan hasil produksi, kebijakan upah dan pengawasan harga dan distribusi barang. Penjelasannya :
1). Menaikan hasil produksi, cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.
2). Kebijakan upah, tidak lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
3).
Pengawasan harga dan distribusi barang dimaksudkan agar harga tidak
terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam
menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian
harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan
yang baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar
gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar,
seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau KUD. 1). Menaikan hasil produksi, cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.
2). Kebijakan upah, tidak lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
Apa itu Deflasi ?
Dalam
keuangan modern, deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan
terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat. Teori
Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of Money) didapatkan dari
persamaan Fisher sebagai berikut:
MV = PT
Ket :
M : Money Supply atau Persediaan Uang di masyarakat
V : Velocity atau kecepatan perputaran uang.
P : Average Price Level atau tingkat harga rata-rata.
T : Total Number of transactions atau Jumlah Transaksi.
Didalam
deflasi, kontraksi dari persediaan uang akan membuat berkurangnya
kecepatan perputaran uang, Lalu jumlah transaksi akan menurun dan
jatuhnya harga barang dan jasa secara umum.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada empat buah penyebab Deflasi :
1. Menurunnya persediaan uang di masyarakat.
2. Meningkatnya Persediaan Barang
3. Menurunnya permintaan akan barang.
4. Naiknya permintaan akan uang
Apa yang diakibatkan Deflasi ?
Deflasi
bukan saja mengguncang kehidupan ekonomi. Dari sisi politis, deflasi
dapat memperkeruh pemerintahan.
Deflasi
dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan
menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu) dan juga
akan membuat pasar Investasi (Saham) akan mengalami kekacauan.
Dikarenakan
harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk
menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan
turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan
memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).
Dampak
susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang
akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar
gaji karyawannya (barang tidak laku, mau bayar dari mana?). Dengan
demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah
uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang.
Dari
sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di
sektor riil maupun di lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat
kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada lagi aktivitas bisnis yang
berjalan.
Deflasi
juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen.
Lalu diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini
memang merupakan langkah paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan
uangnya di bank yang dapat membuat peredaran uang semakin kecil.
Bagaimana cara mengatasi Deflasi ?
Untuk
mencegah deflasi menjadi krisis ekonomi besar, pemerintah dan semua
pihak yang terkait harus bersepakat untuk memulai kembali kegiatan
ekonomi yang sempat terhenti karena salah urus tersebut. Tentu saja ini
membutuhkan waktu yang tidak sedikir. Lazim dikatakan oleh para analis
eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi krisis moneter yang sebenarnya
tidak memiliki obat yang efektif. Apabila pada inflasi Bank
Sentral dapat menaikkan suku bunga untuk menahannya, menurunkan suku
bunga bahkan hingga nol persen bukanlah jalan keluar bagi deflasi.
Pasalnya ini akan membuat pemasukan pemerintah menjadi nol juga atau
bahkan negative. Belum lagi hal ini akan memicu aksi spekulan luar
negeri yang dapat menjalankan Carry Trade sehingga nilai uang justru
menjadi jatuh. Akibatnya, biaya impor menjadi terbebani sementara ekspor
tidak menunjukkan kenaikan signifikan berhubung melemahnya mata uang
disebabkan oleh aksi spekulan semata-mata.
Cara
yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa
bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan
ekonomi kembali berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan
meningkatkan belanjanya sendiri untuk menggairahkan perekonomian. Dari
sisi Bank Sentral, pemerintah juga dapat meningkatkan peredaran uang di
masyarakat dengan membeli surat hutang sektor swasta dan menukarkannya
dengan uang tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku
bunga. Namun seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah
jalan keluar yang sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan sementara
untuk menggairahkan ekonomi dan mengharapkan harga bergerak naik dengan
sendirinya.
Hmm, panjang juga ya penjelasannya, tapi ngerti kan? Demikian yang bisa admin sampaikan pada artikel ini. Sampai jumpa di post berikutnya..